Sebagian besar dari manusia di dunia pada jaman kebodohan ini lebih mengenal teman, lingkungan dan keadaan yang ada tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Sebagian mereka memiliki anggapan bahwa semakin banyak mengenali orang lain semakin banyak mengenali lingkungannya maka mengenal lebih banyak orang akan memberikan peluang untuk membuka jaringan yang lebih luas. Apabila manusia tidak bisa mengenali diri sendiri maka potensi maupun kelemahan tidak teridentifikasi dengan baik.Akhirnya apa yang menjadi kekuatan sulit di maksimalkan dan tertutup.
Padahal manusia yang baik adalah manusia yang lebih dahulu mengenal siapa, apa, bagaimana dirinya sendiri sebelum menilai atau mengenal manusia lain. Kenali pula diri kita dari kelemahan maupun kekuatan agar kita dapat memaksimalkan potensi yang kita miliki dan dapat mengelola kelamahan menjadi kekuatan. Apabila kita berhasil mengenali diri sendiri maka besar kemungkinan kita akan mampu menguasai serta mengendalikan diri.
Diri dalam manusia memiliki 4 hal yaitu :
· Dzat : Esensi pokok dari diri manusia
· Sifat : Subtansi
· Asma : Realitas
· Af’al : Aksi atau tindakan
Oleh sebabnya bisa dikatakan raga jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan secara fisik Namun sebenarnya jasmani dan rohani dapat dipisahkan secara psikis. Dalam pemahaman orang awam yang belum mengerti benar tentang ilmu terkadang sering menyalahpahami suatu ilmu seperti halnya yang kadang sering dijumpai antara sirotol mustaqim pengertian dari masyarakat yang diketahui adalah "jalan yang lurus" padahal berbeda pengertianya yang sirotol (jalan) dan yang mustaqim (istiqomah/ ajek / tidak berubah-ubah).
Dalam pernyataannya Ki Hajar Dewantara atau yang sering kita kenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia menurutnya Manusia merupakan sebagai titah Tuhan yang sebenarnya juga dititipi Asma-asma-Nya. Tuhan tidak perlu dikenal secara langsung namun Tuhan bisa dikenali mahkluknya dengan menciptakan sesuatu, menciptakan alam semesta dan beserta isinya. Manusia itu mahkluk yang dibangun dari realitas yang ada. Adapun adanya realitas, baik dan buruknya itu bergantung diri manusia sendiri yang mengelolanya.
Berangkat dari keyakinan masing masing citra Tuhan hadir dalam setiap gerakan manusia. Oleh sebabnya Tuhan juga bisa dianggap sebagai dzat yang tidak dapat diserupai oleh siapa pun yang bahkan manusia yang dianggap ciptaan-Nya yang paling sempurna. Oleh sebabnya semakin kita menggambarkan wujudnya dalam pikiran maka yang terbetuk maka sesuai dengan pola pikir diri kita masing masing.
Pada dasarnya manusia diciptakan untuk menjadi kholifah di bumi. Akan tetapi manusia juga memiliki kekurangan, tak jarang mereka juga melatarbelakangi tindakannya dengan tidak jujur dan berdusta dan juga beberapa perilaku-perilaku yang kurang baik. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, dari pernyataan Manusia sebagai titah Tuhan karena kehadiran Allah ditakdirkan melalui asma – asma-Nya. Maka Asma yang dimaksutkan disini ialah tindakan-tindakan yang tercipta atas perilaku yang dilakukan. Oleh karenanya sebenarnya manusia sudah dititipi sifat-sifat Tuhan sejak lahir hanya saja hanya saja frekuensi atau tingkat kekuatanya jauh berbeda dengan milik Tuhan, sebagai contoh apabila manusia punya sifat sabar dan asmannya menjadi penyabar, tindakannya yaitu bersabar.
Contoh lainnya manusia substansi hidup didunia adalah pemimpin, sebaik baiknya pemimpin adalah yang mengatur dirinya sendiri serta lingkungan, maka harus mempunyai sifat yang mana telah Tuhan berikan nama-nama sifat Tuhan kedalam cerminan diri manusia. Manusia hendaknya memiliki sifat –sifat dari nama-nama Tuhan karena Tuhan menitipkan nama-nama sifat kedalam diri manusia.
14120086 MIA TRISTIANA
15120104 INDRA DIO MEI PRATAMA
15120107 RANDY DWI SAPUTRO
15120131 AHMAD HIDAYAT
15120139 DICKRI TIFANI BADI
15120142 ANIS MAULIDA
15120206 PUTRI AMALIAH
15120283 TEGGOEH SUSILO
15120374 ACHMAD AGUNG PRASETYO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar