Pada kali ini saya akan menuliskan tentang hasil perkuliahan
Filsafat Pendidikan yang saya dapat. Untuk pertemuan pertama merupakan
penyampaian kontrak perkulian oleh Dosen Pengampu mata kuliah Filsafat
Pendidikan. Pertemuan kedua ini disampaiakan oleh Dosen saya yaitu tentang
pengantar atau pendahuluan sebelum memasuki materi Filsafat Pendidikan. Pada
pertemuan kali ini saya mengutip tentang cerita dari dosen saya yaitu tentang Ilmu dan Realita.
A.
Ilmu dan Realita
Allah menciptakan Ilmu
yang berasal dari bahasa Arab yaitu Alim. Secara singkatnya Allah menciptakan
Ilmu kemudian dari Ilmu menciptakan sebuah realita atau manifestasi atau ejawantah
yang mana realita tersebut dipelajari oleh Makhluk Hidup terutama
manusia. Mengapa disini yang paling berperan disini adalah Manusia? Manusia
merupakan makhluk yang berbeda dengan Makhluk lainnya. Berbeda karena Manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang sangat rumit. Manusia berbeda dengan
Makhluk lainnya, yang membedakannya adalah akal. Manusia diberikan akal oleh
Sang Maha Pencipta. Manusia tidak bisa memutlakkan diri sendiri karena manusia
memiliki keterbatasan. Manusia juga memiliki derajat paling tinggi diantara
para Malaikat dan Iblis. Manusia memiliki derajat yang paling tinggi karena
manusia diberikan kelebihan berupa akal.
Manusia diciptakan
dari berbagai unsur yaitu tanah, air, udara, dan api. Manusia memiliki
keistimewaan berupa akal, namun akal manusia merupakan sesuatu
hal yang sangat misterius, akal juga merupakan sesuatu yang mengikat. Adanya
akal manusia yang dapat digunakan untuk berfikir dan merencanakan sesuatu hal
dalam rangka mencari Ilmu sehingga menghasilkan sebuah realita ataupun
manifestasi. Akal dapat terjadi sama halnya seperti siklus yang terus berputar.
Ilmu yang sesungguhnya di berikan oleh Allah SWT tidak termasuk dalam
siklus antara Ilmu dengan Realita.
Ilmu dari Allah diberikan kepada manusia kemudian Ilmu tersebut
diramu oleh manusia sehingga dapat mencitakan sebuah manifestasi atau realita.
Dari realita kemudian diramu kembali menjadi Ilmu dari Ilmu kembali lagi
menjadi realita. Antara Ilmu dan Realita terjadi terus menerus karena dua hal
tersebut tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
B.
Filsafat
Filsafat pada dasarnya
berasal dari kata Philos, Philore yang berarti cinta dan sophos atau sophia
yang bermakna kebajikan, kebaikan, kebenaran). Sehingga arti harafiahnya adalah
seorang “pencinta kebijaksanaan”. Jadi dengan kata lain bahwa tujuan dari
filsafat adalah membuat orang cinta kebijaksanaan. Filsafat merupakan hasil
pemikiran yang didasarkan pada akal, dan karena akal adalah anugerah Allah,
maka capaiannya kadang-kadang bisa benar. Namun karena bukan wahyu maka kadang
pula akal bisa keliru. Seperti halnya yang dimiliki pengetahuan yang dimiliki
manusia teori yang diciptakan manusia tidak ada yang mutlak karena manusia
memiliki keterbatasan. Namun keterbatasan fisik manusia tidak membatasi
akalnya. Ilmu yang mempelajari hakikat segala sesuatu :
ü Manusia
ü Alam
ü Tuhan
ü Adapun bidang kajian
filsafat adalah (Ismaun, 2010: 7-8):
Ontologis ialah bidang
filsafat yang menyelidiki jenis dan hakikat ada, yang bersumber dari pengalaman
manusia melalui pancaindera. Epistemologis ialah bidang filsafat yang
menyelidiki sumber, syarat, dan proses terjadinya ilmu pengetahuan, berupa
gabungan logika deduktif dan logika induktif dengan pengajuan hipotesis. Axiologis
ialah bidang filsafat yang menyelidiki pengertian, jenis, tingkat, sumber, dan
hakikat nilai secara kesemestaan, dalam artian kemaslahatan, kebaikan, dan
kemanfaatan bagi manusia.
C.
Filsafat Pendidikan
Setelah kita
mengetahui konsep dasar dari ilmu dan filsafat maka kita akan memasuki
pengertian dari keseluruhan dalam bidang kajian pendidikan. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu
proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup
pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilannya. Ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan, antara lain:
ü Adanya hubungan
edukatif yang baik antara guru dan peserta didik,
ü Adanya metode
pendidikan yang sesuai,
ü Adanya sarana dan
perlengkapan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, dan
ü Adanya suasana yang
mendukung pembelajaran.
Kemudian dalam definisi para ahli filsafat
pendidikan itu :
1. Menurut Prof. Imam Barnadib:
Filsafat Pendidikan pada dasarnya merupakan
penerapan suatu analisis filosofis terhadap lapangan pendidikan.
2. John Dewey:
Filsafat merupakan teori umum dari pendidikan,
landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan.
Berfilsafat berarti mencari nilai-nilai ideal (cita-cita) yang
lebih baik, sedangkan pendidikan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam
kehidupan manusia. Pendidikan bertindak mencari arah yang terbaik, dengan
berbekal teori-teori pendidikan yg diberikan antara lain oleh pemikiran
filsafat .
Filsafat pendidikan tidak
hanya terbatas pada fakta faktual, tetapi filsafat pendidikan harus sampai pada
penyelasaian tuntas tentang baik dan buruk, tentang persyaratan hidup sempurna,
tentang bentuk kehidupan individual maupun kehidupan sosial yang baik dan
sempurna. Ini berarti pendidikan adalah pelaksanaan dari ide-ide filsafat.
Dengan kata lain filsafat memberikan asas kepastian bagi nilai peranan
pendidikan, lembaga pendidikan dan aktivitas penyelengaraan pendidikan.
Posted by : RINDIANA PUTRI RIANI/15120135
PGSD 7C UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Berikut beberapa link dari teman-teman mahasiswa lain
Berikut beberapa link dari teman-teman mahasiswa lain
14120086 MIA TRISTIANA
15120104 INDRA DIO
MEI PRATAMA
15120107 RANDY DWI
SAPUTRO
15120131 AHMAD
HIDAYAT
15120139 DICKRI
TIFANI BADI
15120142 ANIS
MAULIDA
15120206 PUTRI
AMALIAH
15120283 TEGGOEH
SUSILO
15120374 ACHMAD
AGUNG PRASETYO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar